Siantar, Lintangnews.com | Kota Siantar masuk daerah perdagangan, khususnya transaksi hasil bumi dari daerah lain dipusatkan di Siantar.
Namun perlu penataan lebih baik kedepannya agar setiap orang nyaman untuk beraktivitas. Hal ini menjadi salah satu program yang akan dikerjakan Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Siantar, Asner Silalahi-Susanti Dewayani.
Asner mengatakan, Siantar memerlukan pasar penyangga di pinggiran kota atau perbatasan, contohnya dari jalur arah Medan, Tanah Jawa, Parapat maupun Raya, Kabupaten Simalungun perlu ada area bisnis. Langkah ini sebagai solusi penataan pasar sekaligus mengurai kepadatan arus lalu lintas (lalin).
Pasar penyangga ini sangat perlu mengingat Kota Siantar berada di 2 pusat pertumbuhan ekonomi, yakni Kawasan Danau Toba dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei dan cukup dekat dengan Pelabuhan Kuala Tanjung.
Keberadaan jalan tol harus ditanggapi bijak karena membuat jarak tempuh lebih cepat. Dari Kuala Tanjung ke Siantar berjarak 42 Km dan Danau Toba, Parapat ke Siantar berjarak 53 Km.
Menurut Asner, jika jarak tempuh cepat, maka banyak hal bisa ditawarkan kepada masyarakat luar khususnya yang tinggal di kawasan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di atas.
“Kalau infrastruktur baik, jarak tempuhnya cepat, kemudian di Siantar ada berbagai kebutuhan hidup maka akan tumbuh geliat ekonomi,” terangnya, Senin (5/10/2020) sembari menekankan Siantar harus mampu menawarkan hal-hal unik.
Asner mengaku, betapa pentingnya mengembalikan kejayaan Siantar seperti dulu, yang dikenal sebagai pusat perdagangan regional wilayah barat di Sumatera Utara.
Jika penataan baik, lingkungan bersih dan sehat, tidak kumuh dan lalu lintas lancar, maka setiap orang akan datang melakukan aktivitas jual beli.
Dalam program kerjanya itu, Asner mengatakan, warga akan lebih mudah menjangkau, termasuk orang yang sedang melintas. Tentu pasar penyangga ini menciptakan lapangan kerja baru.
“Dengan pasar penyangga, maka lalin angkutan lebih mudah ditata. Angkutan pedesaan bisa berhenti di pasar penyangga dan angkutan perkotaan juga bisa tertata. Tidak terjadi penumpukan di 2 pasar saja,” tandas Asner. (Elisbet)