Pasca PDP Meninggal Dunia, Pemkab Simalungun akan Merawat ODP di RSUD Perdagangan

Simalungun, Lintangnews.com | Orang Dalam Pengawasan (ODP) Covid-19 atau Virus Corona sebanyak 60 orang akan dirawat di RSUD Perdagangan, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun

Hal itu disampaikan Bupati Simalungun, JR Saragih pada laman media sosial (medsos) nya yang diunggah pengguna facebook atas nama, Inda Sari Meilia Ginting.

“Pasien ODP kita saat ini ada 60 orang. Dengan kejadian ini, kami sekarang melakukan pencegahan secara besar-besaran,” ucap JR Saragih, Kamis (2/4/2020).

Dikatakan JR Saragih, dirinya sudah memerintahkan Direktur Rumah Sakit (RS), baik Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) supaya semua ODP dirawat guna menghindar bentrok sosial.

“Pasien kita rawat di RS, sekaligus dipantau dan dilakukan pemeriksaan di RSUD Perdagangan. Disana kita pantau dan berikan gizi secukupnya,” paparnya.

JR Saragih juga menjelaskan terkait Pasien Dalam Pemantauan (PDP) warga Nagori Bangun Pane, Kecamatan Dolok Masagal, Kabupaten Simalungun yang meninggal di RSUD Perdagangan.

“Perlu kami sampaikan dimana jumlah pasien kemarin tercatat 1 orang. Telah meninggal pukul 5 pagi di RSUD Perdagangan. Dengan meninggal dunianya PDP itu, jumlah PDP di Simalungun menjadi nol. PDP itu HP (66) warga Nagori Bangun Pane,” terangnya.

Menurut Ketua Tim Gugus Penanganan Percepatan Virus Corona (Covid-19) Kabupaten Simalungun, HP langsung dibawa ke pemakaman dari RSUD Perdagangan disaksikan Camat, Danramil dan Kapolsek.

“Jenazah PDP itu tidak dibuka lagi sesuai dengan protokol kesehatan. Setelah itu kami telah mengambil langkah. Hari ini, Kamis (2/4/2020) sekira pukul 16.00 WIB, Dinas Kesehatan (Dinkes) sudah ada 20 orang berada di Bangun Pane. Mereka membawa ronsen, rapid test, test lab hingga sampelnya kita ambil 50 orang,” paparnya.

JR Saragih menuturkan, ini dilakukan pada orang-orang yang terdekat. Pihak keluarga almarhum juga diperiksa ulang. “Kami gunakan rapid test, hasilnya negatif. Tetapi kita sama sama mengetahui, rapid test itu tidak menentukan. Karena butuh waktu di dalam perjalanan 8 hari,” sebutnya.

Dia juga menjelaskan riwayat PDP meninggal dunia, setelah dirawat ternyata kondisi HP semakin down. Ini karena tubuhnya kemungkin tidak kuat karena komplikasi. Sebelum masuk RS, HP diketahui baru pulang dari Jakarta.

Diketahui HP dirawat selama 10 hari di RS. Awalnya HP datang ke Bidan Desa (Bindes) dan dipantau selama 1 hari. Hari kedua diketahui demamnya semakin tinggi, sehingga ditetapkan dokter sebagai PDP.

“Ini karena kita belum bisa mengatakan terbukti atau tidak. Karena kita belum mempunyai alat yang lengkap,” tukas JR Saragih. (Zai)