Simalungun, Lintangnews.com | Asisten Tehnik (Astek) PTPN IV Bahjambi, Kabupaten Simalungun, Khoiruddin Lubis malah terkesan aksi ‘tutup ‘mulut’.
Ini saat dirinya dikonfirmasi adanya desakan dari sejumlah pemerhati agar proyek pekerasan jalan poros menuju area Pabrik Kepala Sawit (PKS) Bahjambi yang dilayangkan ke aplikasi WhatsApp (WA) nya dibaca.
Menurut pemerhati yang belum bersedia dipublikasikan jati diri maupun lembagana menyatakan. akan lebih dulu mendalami penyimpangan yang diduga terjadi pada proyek pekerasan jalan poros menuju area PKS PTPN IV Bahjambi.
“Jati diri dan legalitas lembaga kami, jangan dipublish dulu. Karena akan lebih dulu kami dalami atau investigasi ke lokasi. Apa penyimpangan yang terjadi pada proyek tersebut. Jadi kami desak dulu agar realisasi proyek itu untuk dibongkar ulang,” desaknya, kemarin.
Menurutnya, pada awal pelaksanaan proyek pekerasan jalan, pengukuran harus dilakukan lebih dulu. Termasuk survei lokasi dan pemasangan pematokan. Sebab kedua item kegiatan itu dapat menentukan kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
“Mungkin karena kedua item ini tidak dilaksanakan, sehingga oknum Astek bertahan ‘tutup ‘mulut’. Itu karena anda (wartawan) akui konfirmasi yang dilayangkan sudah dibacanya. Atau bisa saja ada konspirasi jahat di antara kedua belah pihak penyebabnya,” duga pemerhati.
Sebelumnya. Pelaksana Lapangan PT Gogo, Mukti justru menyalahkan pihak PTPN IV Bahjambi. Akibatnya, realisasi pekerjaan pekerasan jalan poros menuju ke area PKS Bahjambi asal jadi. “Yang salah sebenarnya kan orang kebun (perkebunan). Ngasih titik pertama kali yang disini,” ucap Mukti, Selasa (14/5/2019).
Menurutnya, selaku fasilitator pekerasan jalan yang dikerjakan, PTPN IV Bahjambi harusnya menunjuk lokasi kerja di Afdeling VI Jawamaraja Bahjambi. Lalu bisa makin maju. Dan tidak terjadi kerusakan sebelum kegiatan itu diserah terimakan.
“Ini kan gak. Ngasih lokasi di luar duluan. Aturan ngasih yang di dalam dulu, baru bisa makin maju. Kerusakan jalan pada sisi kiri dan kanan (rel) jalan karena sudah dilalui truk CPO maupun pengangkut Tandan Buah Segar (TBS). Meski belum dipadatkan dengan bomag.
“CPO dari situ. Semua dari situ, karena dari akses inti. Bahkan, mobil-mobil lain dari situ. Harusnya, kan gak boleh lewat dari situ. Terakhir, terjadi lah kerusakan rel. Mau gak mau, pindah lah kami ke sana. Gitu pak,” paparnya.
Mukti mengatakan, pekerasaan jalan di areal Afdeling VI Bahjambi merupakan paket pekerjaan pekerasaan jalan poros menuju PKS PTPN IV Bahjambi. Pekerasan jalan itu sepanjang 2,6 km dan buka 5 meter.
“Beruntunglah kebun dikasih yang besar. Ketebalannya 8 cm dan lebar 5 cm. Belum dibomag dan profil. Nanti dibomag dan diratakan setelah diprofil. Makanya, saya desak, sebenarnya titiknya di mana saja,” terangnya.terangnya soal konfirmasi batu mangga sebesar bola kaki. (zai)