Humbahas, Lintangnews.com | Adanya isu Pemilihan Kepalal Daerah (Pilkada) melawan kotak kosong menjadi trending topik di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas).
Ini membuat perhatian para tokoh lintas agama dengan menyebutkan, jika Pilkada atau demokrasi kotak kosong terjadi, maka dinilai demokrasi sudah terciderai dan tidak dapat dirasakan dan dinikmati masyarakat.
Menanggapi itu, Ketua Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Humbahas, Lambok mengingatkan, agar tokoh agama dapat menyuarakan kebaikan dalam proses politik.
“Seharusnya para rohaniwan selalu perlu menjaga sikapnya, karena dirinya benar-benar menjadi anutan umat,” kata Lambok, Minggu (9/8/2020) di Dolok Sanggul.
Lambok mengatakan, merespon pernyataan lintas agama yang menilai perhelatan Pilkada, apabila terjadi kotak kosong merupakan demokrasi tercederai, seharusnya rohaniawan menjaga sikap. Bukan membuat kritikan yang dikemudian diapresiasi sejumlah kalangan.
Sebab, menurut Lambok, seorang rohaniwan mesti benar-benar bisa menyuarakan hati nurani berdasar kejujuran yang bukan dinilainya hasil rekayasa hati yang membenci sesama.
Dia menambahkan, tokoh agama berperan penting untuk tetap menyampaikan pesan-pesan yang baik, sehingga semuanya dapat berproses dengan baik.
Hal senada juga disampaikan Ketua KNPI Humbahas, Dina Situmeang. Wanita yang sudah berlalang buana di dunia organisasi itu menegaskan, tokoh agama juga diminta menghindari menyampaikan pesan yang dapat menimbulkan kontroversi, membingungkan dan membuat kepanikan di masyarakat.
“Dalam situasi seperti ini, dibutuhkan adanya kerja sama semua pihak,” katanya.
Dia menuturkan, peranan tokoh agama sangat penting di masyarakat. Pasalnya, unsur ini dianggap sebagai panutan, sehingga setiap ucapannya akan menjadi rujukan dan diikuti oleh pengikutnya.
Ucapan tokoh agama, kata dia, untuk hal tersebut harus hati-hati, bijaksana dan mempertimbangkan banyak hal, tidak semata hanya berdasarkan benar dan salah.
Tokoh agama, lanjutnya, harus dapat memerankan diri sebagai pembimbing dan pelindung umat, agar umat merasa tenang.
“Tetapi juga mempertimbangkan perasaan publik dan kondisi faktual yang sekarang, sehingga masyarakat mendapat bimbingan dan petunjuk,” ujarnya.
Sebelumnya, sejumlah tokoh lintas agama mengaku prihatin melihat kondisi sosial masyarakat yang dibayangi isu kotak kosong.
Atas keprihatinan itu, mereka menilai jika Pilkada atau demokrasi itu terjadi, berarti demokrasi sudah terciderai dan tidak dapat dirasakan dan dinikmati masyarakat. (DS)