Toba, Lintangnews.com | Puluhan wartawan yang bertugas di wilayah Kabupaten Toba menunjukkan kekecewaaan dengan cara duduk bersama di halaman apel Polres Toba, sembari menunggu konfirmasi terkait penangkapan terhadap 2 orang terduga pelaku pembunuhan guru Sekolah Dasar (SD) di Desa Lumban Lobu, Kecamatan Bonatua Lunasi, Senin (24/5/2021) lalu.
Hal itu dilakukan para wartawan dari berbagai media cetak, online dan elektronik terkait sudah boomingnya perbincangan di media sosial (medsos) Facebook dan komentar para netizen terhadap penangkapan yang dilakukan Polres Toba yang telah berhasil menangkap 2 orang terduga pelaku pembunuhan.
Sementara itu, wartawan Harian Mistar, James Tambunan mengatakan, informasi penangkapan kedua pelaku sudah jelas, namun pihak Polres Toba enggan memberi keterangan pada media.
“Di medsos saja sudah senter kabar inisial para pelaku pembunuhan guru SD di Lumban Lobu, masa kita wartawan tidak bisa diberikan keterangan terkait keberhasilan pihak Kepolisian dalam mengungkap kasus ini. Sementara tugas kita menyampaikan informasi yang akurat kepada publik. Ink mereka seakan-akan menutup informasi kebenaran atas tertangkapnya dua orang terduga pelaku ini,” ucap James, Kamis (27/5/2021) di halaman Mapolres Toba.
Menanggapi hal itu, para wartawan tidak puas dengan tertutupnya informasi dari pihak Polres Toba terkait penangkapan pada terduga.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumatera Utara, AKBP Hadi Wahyudy mengatakan, agar rekan-rekan media, karena dirinya sudah komunikasikan dengan penyidik yang masih terus mendalami dan mengumpulkan bukti-bukti dan saksi untuk dimintai keterangan.
“Kapolres Toba Sudah sampaikan nanti akan dirilis lengkap jika sudah ada titik terang.mohon dibantu tekan-rekan media disana,” sebut Hadi via WhatsApp (WA).
Sementara wartawan yang bertugas di Toba meminta kepada Kapoldasu dan Kapolri supaya mencopot Kapolres, AKBP Akala Fikta Jaya, karena selalu tertutup dalam informasi publik, seperti dalam kasus pembunuhan yang terjadi di Desa Lumban Lobu.
Bukan itu, para wartawan sering melakukan konfirmasi dalam kasus lain, Kapolres selalu tertutup. Bahkan AKBP Akala ketika dikonfirmasi terkait masalah lain langsung memblokir nomor handphone (HP) wartawan. (Frengki)